Upacara Adat Angkola ( bagian 3 )

Artikel oleh Rony Saputra Siregar

Uncategorized1078 Dilihat

MENGENAL PABAGAS BORU, MANYANTAN BORU, DAN MANGUPA HAROAN BORU

banner 336x280
  1. PABAGAS BORU

Pelaksanaan Pabagas Boru dibagi atas 3 tingkatan tergantung dari kemampuan Suhut yang melaksanakannya yaitu:

  1. Tingkat Kecil (Menek), lahanannya ayam dan telur.
  2. Tingkat Menengah (Panonga), lahanannya horbo janggut/pakkupangi (kambing)
  3. Tingkat Besar (Godang), lahanannya horbo nabontar (kerbau)

Pada garis besarnya yang sering terjadi dalam perkawinan adalah kawin lari (boru marlojong) dan kawin yang dipabuat (resmi).

Diluar kedua perkawinan tersebut, masih ada lagi perkawinan (marbagas) seperti:

  1. Na Patungincatkon (Paoli Tangga Na Buruk/ Na Maningkatkon/ Rere) :Apabila suami meninggal maka adik suaminya mengawini janda abangnya yang disebut juga Mangabia atau Pareakhon atau seorang gadis mengawini seorang duda mengganti kakaknya yang meninggal.
  2. Tangko Binoto : Seorang gadis kawin atas sepengetahuan orang tuanya, tetapi belum resmi menurut adat dan belum resmi menurut kepada Hatobangon dan Harajaon di Huta tersebut.
  3. Boru Manaek : Apabila si gadis hamil di luar nikah karena perbuatan pacarnya kemudian si gadis minta dikawinkan secara terhormat atau disebut juga Manyoppo atau Haporas Na Maninjal Tu Parau.
  4. Boru Elehan: Boru yang dipinang dan diminta dengan baik serta dibujuk agar ia mau kawin.
  5. Boru Hiapan: Boru yang didapat di partandangan, diminta dengan baik serta dibujuk agar ia mau kawin (tidak perlu pikir panjang dan langsung mau kawin).
  6. Boru Mangalap Tungkot: Apabila suatu perkawinan tidak membuahkan anak maka sang istri mengizinkan suaminya untuk mengambil istri kedua atau tungkot.
  7. Maninian: Pihak laki-laki harus bekerja dulu pada calon mertua (bisa bertahun-tahun), karena budi pekertinya bagus dan rajin maka dia diambil menjadi anak mantu oleh induk semangnya (mertuanya)
  8. Kawin Lari: Remaja putri dibawa lari oleh remaja putra ke rumah orang tuanya karena orang tuanya tidak berkenan.
  9. Manjujur: Pihak lelaki membayar mas kawin terlebih dahulu kepada pihak wanita.

 

 

1)      Barang-barang yang dibawa Boru Na Marbagas

Barang-barang bawaan Boru namarbagas seperti tertera di bawah ini yang berlaku dahulu sebelum Perang Dunia II.Pada waktu sekarang banyak mengalami perubahan sebagai dampak pengaruh reformasi dan juga tidak terlepas dari perkawinan antar etnis serta status ekonomi kedua orangtua mempelai.

Daftar barang bawaan yang berjumlah 60 buah mencerminkan barang-barang bawaan boru Namora Marbagas Na Marjambang Mareor-eror untuk diketahui dan sebagai perbandingan dengan era sekarang.

 

Pemberian barang dari kedua orangtuanya:

  1. Satu indahan tungkus
  2. Satu ekor ayam betina yang sudah mau bertelur
  3. Satu panguhatan/garigit (tempat air terbuat dari ruas bambu)
  4. Satu ampang berisi beras dan 3 butir telur di dalamnya
  5. Satu sonduk takar (sendok nasi terbuat dari tempurung)
  6. Satu lusin piring
  7. Satu lusin mangkuk dan tapak
  8. Periuk secukupnya
  9. Sambong
  10. Tempat cuci tangan
  11. Tikar lapisan yang pakai manik-manik
  12. Haling ulu sipitu mata (bantal)
  13. Salipi basaan (tempat daun sirih)
  14. Handungan lompit
  15. Haronduk panyurduan
  16. Hatup na marhambi (haronduk dadaboru)
  17. Hadangan na dirambang
  18. Satu baju omon na marsimata
  19. Satu abit rudeng rusa
  20. Borgok lambing
  21. Borgok tolu pongkal
  22. Tusuk sanggul
  23. Balung
  24. Jarunjung
  25. Jagar-jagar
  26. Simbora ni pinggol (anting-anting)
  27. Suri sere
  28. Sision sere siamun- siambirang jari-jari manis
  29. Rumbung kaki, dua golang ni pat dari Loyang kaki kiri dan kanan
  30. Puttu, satu dari emas satu lagi dari suasa
  31. Tapak kuda
  32. Gaja meong
  33. Loting-loting
  34. Pamontang (bobat sere)
  35. Rencong dua buah
  36. Satu abit batak

 

Barang bawaan dari Amang tua:

  1. Satu pinggan halus
  2. Satu mangkuk dengan tapak
  3. Satu sambong
  4. Satu amak lappisan
  5. Satu bantal
  6. Satu abit batak
  7. Pakaian/ baju parabiton
  8. Barang bawaan dari Amang uda:
  9. Satu pinggan halus
  10. Satu mangkuk dengan tapak
  11. Satu sambong
  12. Satu abit btak
  13. Satu amak na dihambi
  14. Satu bantal
  15. Pakaian/ baju parabiton
  16. Barang bawaan dari Tulang:
  17. Satu indahan tungkus
  18. Satu abit tenunan patani
  19. Pakaian baju parabiton
  20. Satu piring
  21. Satu mangkuk besar
  22. Satu amak lampisan
  23. Satu bantal
  24. Barang bawaan dari Hatobangon/Harajaon:
  25. Satu indahan tungkus
  26. Pakaian baju parabiton
  27. Sabun

Inilah semua jenis dan jumlah barang-barang yang dibawa oleh Boru Na Marbagas.Zaman sekarang banyak diantara barang-barang ini yang tidak bisa dipenuhi lagi, sebagai penggantinya adalah membeli lemari, kasur dan lain-lain.

 

B.MANGUPA HARUAN BORU

Mangupa di na haroan boru adalah satu upacara horja atau pesta adat, menyambut kedatangan menantu wanita yang menjadi istri anak. Kedatangan boru (menantu) ini ada 2 (dua) macam:

  1. Yang dijemput secara adat ke rumah mora atau orang tua boru. Diberangkatkan menurut adat dari orang tua boru ke rumah lelaki calon suami. Dinamakan boru na dipabuat atau boru marhabuatan menurut adat,
  2. boru marlojong (kawin lari). Calon isteri dilarikan oleh si calon suami ke rumah orang tuanya. Masalah urusan ada kemudian hari diselesaikan, disebut boru na dilojongkon.

Setiap boru baik nadipabuat, maupun na marlojong, setelah sampai di rumah orangtua calon lelaki, diadakan acara panyambutan dengan manyantan boru.Boru yang hendak masuk lebih dulu memijak:

  1. Pelepah pohon pisang si tabar,
  2. Dingin-dingin,
  3. Padang toga. Santan suatu hidangan makanan, yang bahannya terdiri dari: 1) beras pulut, 2) garam, 3) gula, 4) santan kelapa, 5) tepung pulut untuk itak mata.

Bila ini telah tersedia dan hatobangon, harajaon telah hadir beserta kaum famili, maka upacara menyantan dapat dimulai. Awal pembicaraan, tuan rumah  atau orang tua si lelaki memberitahukan kepada hatobangon-harajaon dan raja, atas kedatangan boru yang dibawa anaknya. Setelah kata-kata suhut (tuan rumah disambut oleh hatobangon-harajaon dan raja), dan dipersilahkan raja untuk menyampaiakan santan, maka dilaksanakanlah upacara manyantan.

Gambar 8: Manyantan Boru

 

Orang-orang yang melaksanakan upacara menyantan ini, disampaikan oleh; 1) ibu si lelaki dan, 2) salah satu anak boru (namboru-iboto si lelaki). Terlebih dahulu disertai pemberian sirih oleh ibu si lelaki, pertama kepada si lelaki, kedua baru kepada boru.

Setelah selesai acara makan santan, dilanjutkan dengan acara makan. Acara makan pada saat mula-mula penyambutan kedatangan boru ini, untuk kedua calon suami istri ini, dihidangkan makan upa-upa, yang terdiri lauk pauk gulai ayam jantan, telor rebus, garam dan lain-lain bumbunya.

Di saat memberikan upah-upah makanan pertama ini, yang melaksanakannya, juga si ibu dan seorang anak boru dari calon suami. Didahului penyerahan sirih kepada kedua calon pengantin, yang disampaikan oleh ibu si lelaki.

Apalagi acara penyambutan ini, telah selesai bolehlah istirahat. Untuk acara selanjutnya, dipikirkan oleh orang tua si calon suami.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *