Padangsidimpuan “ Sebuah prestasi kembali diukir oleh adanya sebuah kolabrorasi antara seorang Seniman Tabagsel yang kita kenal dengan suara merdunya yang berada pada puncak keemasannya pada awal tahun 1990 an hingga kini tetap berkarya menghibur masyarakat dengan karya-karyanya melalui Lagu-Lagu Daerah Tapsel Madina dialah Rony Saputra Siregar dengan seorang Dosen yang bernama Fauziah Nasution, M.Pd yang merupakan Dekan pada Fakultas Keguruan di salah satu perguruan tinggi di Kota Padangsidimpuan ” Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan, ketekunan dan kesabaran sehingga buku yang sudah lama dipersiapkan ini akhirnya dapat diselesaikan. Meski hadir dengan sangat sederhana namun kami berharap buku ini bermanfaat terkhusus kepada generasi muda penerus bangsa yang punya tanggung jawab terhadap kelanjutan dari negri ini khususnya adat budaya dan kearifan lokal agar senantiasa lestari dan terjaga dari ambang kepunahan” ujar Rony kepada reporter.
Buku “Seraut Wajah Angkola“ adalah buku yang sekilas menggambarkan tentang Wilayah Angkola yang dikenal dengan “ Bumi Dalihan Natolu “ yang meliputi Latar Belakang, Keindahan Alam dan Sumber Daya Alam, Bahasa, Karakteristik Budaya, Unsur-unsur Dalihan Na Tolu, Mekanisme Kerja Dalihan Na Tolu, Hubungan antara Suhut dan Kahanggi, Hubungan antara Suhut dan Kahanggi-nya terhadap Anak Boru, Hubungan Suhut dan Kahanggi-nya terhadap Mora serta Fungsi dalam Masyarakat Adat , Kesenian dan Kearifan Lokalnya. Wilayah yang kental dengan Adat Istiadat dan Budayanya serta dengan segala warisan budaya dan kearifan lokalnya yang turun temurun berkelanjutan dan menjadi kebanggaan masyarakat. Dalam buku ini, pembaca akan diajak untuk mengenal sedikit lebih memahami warisan budaya dan kearifan lokal meski belum semua hal yang dipaparkan dalam buku ini. Melalui buku ini, kami juga mengajak dan mengukur rasa kecintaan untuk kita tentang Angkola. Di samping itu, buku ini juga akan mengungkap sisi-sisi sejarah dan perkembangan serta perubahannya pada setiap masa, sehingga para pembaca dapat lebih memahami dan mengenal Angkola.
Penulis pertama adalah Rony Saputra Siregar Gelar Sutan Suaduon Siregar adalah putra dari Alm. Ginting Siregar (Jamil Basri Siregar) dan Almh. Rosmilah Sumarni Harahap yang juga merupakan seniman legendaris music di Tapanuli Bahagian Selatan pada era 70 an, lahir pada 17 Agustus 1981 di Padangsidimpuan. Pendidikan dasar hingga menengah diselesaikan di Padangisidmpuan, dan mulai meniti karir dibidang seni sejak 1997 melalui dunia tarik suara, namun tidak hanya satu bidang seni yang digeluti namun juga ikut merambah dunia seni lukis karena alm, Ayah juga seorang pelukis, dunia seni teather karena almh. ibu selain vocalis juga seorang pemain teather di era 70 an, selanjtnya dunia musik dan kala itu sempat ikut dalam beberapa group musik dan berada pada posisi drum, tabla dan juga keyboard serta dunia seni lainnya. Di tahun 1999 berhasil melahirkan sebuah album lagu daerah yang menjadi pusat perhatian kala itu dan buming sampai ke seluruh penjuru Nusantara dan bahkan ke Negara tetangga Malaysia. Melejit dengan Album berjudul “Bulan “serta “Arsak Niroha (Kobun Salak Marduhut Pahu) “serta Putus Sikola yang merupakan buah karya dari Alm.Ayah dan Almh Ibunya sendiri mencatatkan namanya sebagai salah seorang Legenda Lagu Daerah yang kala itu dan sampai kini dikenal Tapsel Madina.
Seiring berjalannya waktu Rony Saputra Siregar terus belajar dan berbenah untuk terus menggeluti seni budaya ini dan menekuni bidang seni budaya tradisional mulai dari seni musik tradisional, kerajinan tradisional dan adat istiadat serta mulai menulis buku tentang Kebudayaan Angkola dan cerita-cerita anak Angkola untuk terus mengembangkan minat dan bakatnya serta mengejar sebesar-besar manfaat untuk orang banyak.
Pada 2017 sebelum datangnya covid 19 Rony sempat diamanahkan menjadi Guru Seni Budaya di beberapa Yayasan Pendidikan di Padangsidimpuan dan Padang Lawas Utara hingga pada 2019 Rony diminta menjadi salah seorang Staf di Seksi Kebudayaan Bidang PTK Dinas Pendidikan Kota Padangsidimpuan sebagai Tenaga ahli yang membidangi Kebudayaan, Tenaga Kebudayaan dan Cagar Budaya. Saat ini Rony Saputra Siregar juga diamanahkan untuk mengkomandoi beberapa Organisasi Kesenian dan Kebudayaan di Kota Padangsidimpuan.
Saat sekarang ini Rony Saputra Siregar terus berusaha menggali kemampuannya dalam menuliskan semua pengetahuan dan keilmuannya dibidang Kebudayaan ini dengan harapan hasil tulisannya bermanfaat bagi generasi berikutnya dan seterusnya agar Kebudayaan Angkola senantiasa terjaga kelestariannya. Rony Saputra Siregar memegang teguh sebuah motto yang berbunyi “tetaplah seperti air putih, meski tak tampak istimewa namun sangat berharga “dan memegang teguh sebuah palsafah dari sebuah Hadist Rasulullah Muhammad SAW bahwa “Sebaik-baik Manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain
Fauziah Nasution, M. Pd adalah seorang putri dari Alm. Allan Nasution, S. Pd dilahirkan di Padangsidimpuan pada tanggal 05 April 1984. Pendidikan dasar, menengah hingga Perguruan tinggi diselesaikan dikota Padangsidimpuan, menyelesaikan S1 dibilang ilmu pendidikan bahasa dan seni, sedangakan menyelesaikan S2 di Kota Medan dibidang Pendidikan Bahasa Indonesia dan sekarang sedang study lanjut di negara tetangga tepatnya Malaysia.
Penulis kedua adalah Fauziah Nasution saat ini aktif memberikan worsop dan pelatihan kepada guru guru sebagai upaya meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan dan beliau juga sebagai tim Auditor kemendikbud (Audit mutu Internal). Dalam kesehariannya Fauziah Nasution juga konsisten dalam melestarikan seni dan budaya khususnya dalam ruang lingkup Universitas dengan mebina sebuah sanggar seni sebagai wadah bagi para mahasiswa untuk mengembangkan bakat dibidang seni dan budaya.
Sebelum terjun didunia akademik di Universitas saat masih berbaju biru dan abu-abu beliau juga sudah bergelut dibidang seni budaya khususnya bidang tari hingga membawanya meraih prestasi diberbagai event perlombaan. Tak hanya satu dua event yang dilalui dengan penuh perjuangan dan air mata hingga membawa beliau ke jenjang seperti saat ini, diamanahkan menjadi salah seorang Dekan pada Fakultas Keguruan di sebuah Universitas di Kota Padangsidimpuan.
Fauziah Nasution merasa terpanggil dengan kondisi generasi muda saat ini terhadap Pelestarian Seni Budaya dan Adat Istiadat, dimana generasi muda cenderung tidak lagi perduli dengan nasib seni budaya dan adat istiadat Angkola. Terbukti dengan maraknya budaya-budaya luar yang tidak sesuai dengan hakikat budaya kita, yang dikhawatirkan bisa merusak karakter generasi kita kearah yang negative, hiingga terpanggil dengan bersinergi dengan rekan pelaku seni untuk menulis buku terkait seni dan budaya serta adat istiadat. Setidaknya upaya ini bisa meminimalisir terkait apa yang dikhawatirkan. Tentunya dengan harapan semoga setiap hasil tulisan ini bisa menjadi manfaat bagi banyak orang terkhusus kepada generasi muda.
Penulis berharap melalui buku ini, pembaca akan mendapatkan inspirasi dan pengetahuan yang berharga, serta semakin mencintai serta kontribusi untuk daerah kita tercinta ini, meski kami percaya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dari apa yang kami sajikan. Semoga bermanfaat dan selamat menikmati perjalanan membaca buku ini.
Buku ini telah tersedia di toko-toko buku yangb bekerja sama dengan Gramedia, Perpunas dan juga Penerbit, atau juga bisa dipesan melalui penulis. (ren-red )