SIDANG ADAT
Apabila orang tua si lelaki beserta keluarga, sepakat untuk melaksanakan upacara mangupa yang lebih besar, harus selalu musyawarah, yang akan melibatkan semua kaum keluarga dan masyarakat banyak di kampung dan juga undangan dari luar kampung.
Tahi/musyawarah mempunyai tingkatan yang dilalui dan dilaksanakan; 1) tahi ungut-ungut, 2) tahi sabagas/sahudon Dalihan Na Tolu, 3) tahi Godang Parsahutaon, 4) tahi haruaya mardomu bulung/maralek-alek.
- Tahi Ungut-ungut
Tahi ungut-ungut disebut juga unung-unung ni si bahue. Antar suami istri dan keluarga terdekat. Tahi sabagas atau sahudon adalah musyawarah yang diadakan oleh suhut, kahanggi, anak boru dan mora. Tahi godang parsahutaon adalah musyawarah yang dihadiri suhut, kahanggi, anak boru, pisang rahut, mora, hatobangon-harajaon-raja, kawan sekampung, dan keluarga terdekat walaupun datang dari kampong. Tahi haruaya mardomu bulung atau tahi maralek-alek adalah musyawarah yang harus dihadiri: suhut, kahanggi, anak boru, pisang rahut, mora, hatobangon, harajaon, raja pamusuk, orang kaya dihuta, orangkaya luat, raja-raja torbing balok, raja-raja luat, dan raja panusunan bulung.
- Tahi Sabagas
Setelah tahi atau musyawarah ungut-ungut dan tahi sabagas atau sahudon dalihan na tolu dalam keluarga terdekat selesai, tersimpul untuk mengadakan horja mangupa, maka dilanjutkanlah dengan tahi godang parsahutaon.Agar masyarakat sekampung mengetahui dan mempersiapkan diri untuk memberikan bantuan.
- Tahi Godang
Orang-orang yang hadir pada saat musyawarah atau partahian ini, yang punya hajat, seluruh keluarga kaum famili, masyarakat sekampung, tokoh adat, pemerintahan dan sekarang turut serta cerdik pandai, dan ulama. Di dalam sidang musyawarat ini, ada tiga kelompok penanggung jawab dan pelaksana; 1) pihak suhut (tuan rumah) sekeluarga, 2) tokoh adat, harajaon, hatobangon, 3) orangkaya dan anak boru sebagai pambawa acara.
Persidangan pada tahi godang terbagi dua kelompok:
- Si pandongkon hata (yang menyampaikan perencanan kerja), terdiri dari: a) suhut (tuan rumah yang berhajat), b) kahanggi (saudara tuan rumah), 3) hombar suhut (saudara berlainan marga), 4) anak boru (pihak saudara perempuan), 5) pisang rahut (pihak saudara perempuan dari saudara perempuan, setingkat ke bawah), 6) mora (pihak saudara istri suhut), 7) ompu ni kotuk (pihak semarga yang terpandai dan tertua).
- Si pangalusi hata (yang menyambut dan mengulas pelaksanaan kerja). Terdiri dari: 1) hatobangon (wakil kelompok yang dituakan dalam masyarakat), 2) harajaon-harajaon (raja-raja), 3) orangkaya bayo-bayo (anak boru dari raja di desa yang ditempati kerja), 4) orangkaya luat (anak boru dari raja luat), 5) raja pamusuk (raja di desa tempat horja yang disebut Raja Pangundian di sidang), 6) Raja Panusunan Bulung (yang memimpin dan memutuskan dalam persidangan.
Persiapan Perlengkapan Untuk Sidang Adat (Martahi)
- Ruangan luas, baik dan aman dari suara ribut
- Tikar tempat duduk yang berlapis, letak dan tingkatan lapis sesuai dengan kedudukan orang yang duduk di persidangan itu
- Sirih persembahan (burangir na hombang dohot burangir barita), sebagai pertanda awal musyarawah dimulai.
- Makanan dan minuman. Musyawarah di mulai setelah selesai makan, dan yang menjadi lauk pauk waktu makan itu dipotong minimal seekor kambing.
- Perlengkapan pakaian adat pengantin, dibuat di atas talam beralas Abit Batak atau Abit Godang.
Persidangan Adat Tahi Godang
Intisari maksud pembicaraan yang disampaikan dipandokonan hata (pihak yang menyampaikan kata, sesuai dengan maksud)
- Rasa besar hati atas pernikahan anak/parumaen
- Membuat atau menyuguhkan hidangan upa-upa kepada anak dan parumaen
- Memakai pakaian adat selengkapnya
- Diarak ke Tapian Raya Bangunan, untuk berlangir
- Ditabalkan nama gelar harajaon
- Anak muda-mudi suhut berkeluarga dibawa ke sopo godang, untuk diajari bertutur kata (mambuat ipon), dan menampakkan muka bermuka manis, (dengan istilah “na denggan ipon, lehenon baja, na denggan bohi, lehenon miak”)
- Sebagai landasan/lahanan, untuk persidangan adat telah disediakan: untuk tahi godang seekor kambing, untukpanaek godang seekor kambing, untuk maralok-alok seekor kambing, untuk pangupa seekor kerbau.
- Lamanya horja ditentukan, 1, 3, 5, 7 hari
- Tanggal mulainya horja/pesta adat.
Masing-masing pembicaraan membuat bagiannya berbicara. Kemudian diulang dan disisip kembali kalau ada yang kurang, dan disimpulkan Ompu Ni Kotuk.
Intisari dari pembicaraan yang menyambut kata, memberi kesimpulan tatacara pelaksanaan horja/pesta adat, harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan adat.
Apabila tahi godang ini telah selesai, Raja Panusunan Bulung pun menganjurkan untuk dilaksanakan undangan, yang disebut marontang.
Syarat untuk marontang: 1) menyediakan sirih persembahan, yang disebut burangir pudun-pudun, 2) dibuat di dalam Haronduk Panyurduan yang pakai tutup. Haronduk itu, dibalut dengan Abit Batak/Abit Godang, 3) Ontang dilaksanakan 2 orang pemuda, yang disebut doli-doli undangan podang.Seorang mempersembahkan sirih dan yang seorang lagi menyampaikan kata-kata undangan.
D.Maralok-Alok Haruaya Mardomu Bulung
Sidang ini adalah merupakan Sidang Paripurna Adat, yang dihadiri segala Tokoh-tokoh Adat, Hatobangon, Harajaon, Raja-raja Torbing Balok, Raja-raja Luat, Orangkaya Luat, Orangkaya Bayo-bayo. Unsur keluarga Dalihan Na Tolu dari keluarga Suhut yang berpesta horja adat. Untuk makanan tamu-tamu ini dipotong seekor kambing yang menjadi gulai mereka waktu makan.
Persiapan untuk sidang adat Maralok-alok:
- Ruangan yang cukup untuk persidangana
- Tikar lapis, untuk tempat duduk Raja-raja, dan seluruh undangan, sesuai dengan kedudukannya
- Sirih persembahan Burangir Nahombang Dua Sarangkap, dan Burangir Barita. Yang diletakkan di atas talam besar burangir beralaskan Abit Batak/Abit Godang
- Haronduk jantan dan Haronduk Boru, alat mempersilah geleran manortor
- Abit Batak/Abit Godang secukupnya, untuk dipakaikan sabe-sabe waktu manortor
- Pakaian Happu dan Bulang secukupnya, dipakai waktu manortor yang oleh orang-orang yang patut memakainya
- Beras kunyit, ditaburkan diikuti kata “horas” setelah selesai manortor
- Sebuah Gong kecil, yang dipergunakana untuk memberi aba-aba kepada giliran pembicara dalam sidang
- Kain yang menjadi si camping untuk panortor
Apabila segala persiapan ini telah tersedia, maka sidang adat maralok-alok sudah dapat dimulai. Pembicaraan dalam sidang ini ada dua kelompo. Yaitu:
- Sipandokkon Hata: 1) Suhut, 2) Kahanggi, 3) Hombar Suhut, 4) Anak Boru, 5) Pisang Rahut, 6) Mora, 7) Ompu Ni Kotuk, 8) Salah seorang Hatobangon.
- Sipangalusi Hata; 1) Hatobangon, 2) Harajaon di Huta, 3) Harajaon Torbing Balok, 4) Harajaon na mangaluati/ Raja-raja Luat, 5) Orangkaya Bayo-bayo, 6) Orangkaya Luat, 7) Raja Pangundian, 8) Raja Panusunan Bulung.
Setiap hendak memberikan giliran kepada yang hendak berbicara, terlebih dahulu dibunyikan gong tiga kali oleh Napande alok-alok. Setelah disebut nama gelar kerajaan dari yang hendak berbicara, dibunyikan gong sekali lagi. Lalu yang disebut nama gelarnya pun berbicara langsung.
Pembukaan sidang adat, dimulai dengan persembahan sirih, yang disampaikan oleh anak boru goruk-goruk hapinis, dan suhut. Yang disampaikan 2 orang, setelah mendapat aba-aba dari napande alok-alok.
Napande alok-alok atau bayo Paralok-alok:……………
Pong, pong, pong, eeeeeeeeeeeee…………..baen madung habis mapayogon selamoton, dohot minum aek sitio-tio, songon I na pauluk-uluk hosa,………..
Langka ma jolo, Anak Boru Goruk-goruk Hapinis nai bagas godang on, manyurudhon burangir sirara huduk, sibontar adop-adop, martaon, sora buruk, marbulan sura malos. Tu angka anak ni raja na marbilang-bilang, baginda na pagunung jati, sutan na pa sutan-sutan, di rura torluk na humaling sian desa nawalu, tano pantis, tano barerang, na pabulkas sitamunang, sitamunang sitamunang dibagasan roha ni suhut sihabolonan.
Markasayahon nadung miduk, marsaulihon nadung dapot, sanga bia dalan so tulus, songon dia dalan so jadi, songon dalan marpanuju nadi roha ni suhut sihabolonon, botima………….(pong 1 x).
Anak boru goruk-goruk hapinis pun berdirilah, mempersembahkan sirih kepada seluruh undangan. Pertama acara sidang alok-alok dimulai. Setelah sirih persembahan telah sampai kepada seluruh undangan. Maka bayo paralok-alok, mempersilahkan suhut sihabolonon, menyampaikan segala maksud dan tujuan horja.
Bayo Paralok-alok: pong, pong, pong: Eeeeeeeeee……….baen madung disurduhan burangir karopik kundala jati, nalima marsada ina, marlidung ma suhut sihabolonon, na pasahat sitamunang di bagasan roha, ima suhut bolon, Ompui Sutan Natora Partaonan, botimaaaaaaaaaaaaaaa………….(pong 1 x).
Suhur sihabolonon sutan Naparas Partaonan menyampaikan kata isi hati dan maksud horja: Olo da bayo paralok-alok, na denggan roha, manangkok tu saribudolok, manatap tu luat pahae, sahat tu rura silindung, panorda ni bayo Paralok-alok, malum nyae sombu lungun, sai totop dibagasan dame.
Marsantabi au jolo, ima santabi sampulu, maradopkon anak ni raja namora, kahanggi, anak boru, pisang rahut, mora de\ongan satahi, hatobangon, orangkaya, sumurung lobi tu ompu I sian bagas godang, na juguk di juluan, namarkusandar dihalang ulu tunggang bosar, raja na martua marsahala, pomparan ni Raja Tinamboran diluat longgom ni Tano Marancar, na mar marga Siregar Baumi, baen mangkatai, boti raja nahot dipadan.
Amang Raja name!………….
Baen dia ma amang raja name, sumurdu burangir name ima burangir na hombang dua sarangkap, ihut dohot burangir barita, anso hombang tahi ni anak ni raja rangkap partahian ni anak namora. Ihut dohot barita name, ima barita sigodang ni roha.
Tutu dalan ni pangalaho
Sinta-sinta maradop Tuhan
Tarniat mada on sian na jolo
Muda na saut na diangan-angan
Manyurduhon burangir sirara huduk sibontar adop–adop. Martaon, marbulan sora buruk, marudan marlas niari so ra malos. Tu angka anak ni raja nana marbilang-bilang. Baginda na pagunung jati, sutan na pasutan-sutan, sutan na marpulu-pulu, di rura torluk na humaliang hu maloho, sian desa nawulu. Nangkan pasaut pabulkas sitamunang, sitamunang di bagasan ni roha, ima hami suhut sihabolonan. Mangkasayahon nadung midu, sanga bia dalan so jadi, songon dalam marpanuju, sude na natarsarkap di roha name, botima le……ompung raja nami……….
Ia dalan ni parnitean, ima sinte-sinte dibagasan roha, ima taringot di anak siunan tunas, madung simbur mai godang pamatang na.
Na langka mardalan-dalan
Paihut-ihut silumimpang dalan
Tu tano torluk ni Mandailing
Di rura ni aek Batanggadis
Di napa-napa ni Sorik Marapi
Marsuo ibana dohot gadis na lambok marlidung
Marasareto na lambok pangarohai
Dipasahat on hata ni andung
Ra de ho puyuan tali
Angkup ni andor balian
Rade ho boru suti dongan satahi
Angkup ni damang dainang
Ia alus ni boru suti, na lambok marlidung
Disusuk ma si mata
Obanon tu mandalasena
Aha ma janggal salana
Anggo mambaen tu padena
Dapot mada on, dapot sarruas
Dapot-dapot sapote
Bope na podo sombu nguas
Madung songon na borgo diate-ate
Dalam pasaut na di angan-angan
Dapot di ari na denggan, manurut panjoling
Ni bayo datu, bolkas halahi tu bagasata
Ja madung slose adat dohot ibadatna
Na on doma pasaut sigodang ni roha
Onma da dalanna, diundang anak ni raja dohot na mora, anso dapot on dipasaut dipatulus, anso ulang on, songon “singot-ngot” dibagasan ipon tungkol dibagasana ngadol. Botima da ompung ni raja nami………….
Selesai suhut menyampaikan isi hatinya, yang menjadi maksud dan tujuan diadakan horja. Kemudian disambung, pembicara-pembicara atau dipandongkon hata selanjutnya sampai selesai. Apabila sipandongkon hata telah selesai, kemudian disambut sipangalusi hata, sampai ditutup Raja Panusunan Bulung, Raja Panusunan Bulung menyambut kata, serta menyimpulkan dan menutup kata.
Bayo Paralok-alok: pong……….9 x.
Eeeeeee,,,,,,,,, santabi sampulu, sampulu noli marsantabi, dilangit na hujunjung, ditano na hujojahi. Baen madung marlidung, muali sian suhut si habolonon, na mardalihan na tolu, ja nadung dikotuk ni ompu ni kotuk. Songon si pangalusi hata, sian hatobanngon, harajaon, raja namarbilang-bilang lopus tu Orangkaya Luat.
Antong huta doma luai, gaja ni silingung, na marsospan tu aek sosa. Huta do raja ana malo sumambut lidung, dohot pasaut, patuluskon na diroha. Na mamudun songon tali, na mambobok songon soban, tu hita doma luai boti maaaaaaaa……………..(pong 1x).
Raja Panusunan Bulung
Antong songon ima da bayo na baun na pande alok-alok na malo ho marpuyu tali, baen luluk dohot simbora. Na maloho padomu tahi ni anak niraja dohot na mora. bahat hormat di dongan raja dohot na mora, naro sian jae sian julu, sian desa nawalu. Jala tarima kasih di suhut sihabolonan na mardalihan na tolu.
Manyambut manyaluangi andung munu. Songoni andung holos munu na manjadi sitamunang di bagasan roha. Madung sudena anak ni raja dohot na mora, na humaliang humaloho, marjop ni roha do, angkan pasaut patulusna, ompu ipe nada be manjanggal manghalangi, laing na pasaut patuluskon ma.
Taringot dipangidoan munu taradop anak dohot parumaen:
- Manutukkon piranimanuk na dihobolan
- Mamake pakaian sapanjang adat
- Maroban tu Tapian Raya Bangunan, mangayupkon haposoan dot habujinagan,
- Patobang goar, gorar harajaon, hamoraon
- Songon i tu daganak munu, si Dara Doli, songon I si Dara Bujing obanon tu Sopo Godang mambuat ipon. Na denggan bohi lehenono miak, na denggan ipon lehenon baja. Sudena on, tapassaut tapatulus, anso habang borong-borng, mamokmok na marniang.
- Songon kahanggi anak boru, sado manoktok sada dua tolu bolas siborang. Sada do na mangite, dua tolu bolas manyiborang.
Parsadiahon sude ehamu hasuhutan bolon marsonang ni rohama, sude na tarmaksud dirohamunu, tapasaut tapatulus mai. Sapangido hita tu Tuhan dipot diborkati iaban, botima. Horaskon bo orangkaya……Horasssssssssssss 3 x. Selesai maralok-alok haruaya madomu bulung