MENGENAL PABAGAS BORU, MANYANTAN BORU, DAN MANGUPA HAROAN BORU
- PABAGAS BORU
Pelaksanaan Pabagas Boru dibagi atas 3 tingkatan tergantung dari kemampuan Suhut yang melaksanakannya yaitu:
- Tingkat Kecil (Menek), lahanannya ayam dan telur.
- Tingkat Menengah (Panonga), lahanannya horbo janggut/pakkupangi (kambing)
- Tingkat Besar (Godang), lahanannya horbo nabontar (kerbau)
Pada garis besarnya yang sering terjadi dalam perkawinan adalah kawin lari (boru marlojong) dan kawin yang dipabuat (resmi).
Diluar kedua perkawinan tersebut, masih ada lagi perkawinan (marbagas) seperti:
- Na Patungincatkon (Paoli Tangga Na Buruk/ Na Maningkatkon/ Rere) :Apabila suami meninggal maka adik suaminya mengawini janda abangnya yang disebut juga Mangabia atau Pareakhon atau seorang gadis mengawini seorang duda mengganti kakaknya yang meninggal.
- Tangko Binoto : Seorang gadis kawin atas sepengetahuan orang tuanya, tetapi belum resmi menurut adat dan belum resmi menurut kepada Hatobangon dan Harajaon di Huta tersebut.
- Boru Manaek : Apabila si gadis hamil di luar nikah karena perbuatan pacarnya kemudian si gadis minta dikawinkan secara terhormat atau disebut juga Manyoppo atau Haporas Na Maninjal Tu Parau.
- Boru Elehan: Boru yang dipinang dan diminta dengan baik serta dibujuk agar ia mau kawin.
- Boru Hiapan: Boru yang didapat di partandangan, diminta dengan baik serta dibujuk agar ia mau kawin (tidak perlu pikir panjang dan langsung mau kawin).
- Boru Mangalap Tungkot: Apabila suatu perkawinan tidak membuahkan anak maka sang istri mengizinkan suaminya untuk mengambil istri kedua atau tungkot.
- Maninian: Pihak laki-laki harus bekerja dulu pada calon mertua (bisa bertahun-tahun), karena budi pekertinya bagus dan rajin maka dia diambil menjadi anak mantu oleh induk semangnya (mertuanya)
- Kawin Lari: Remaja putri dibawa lari oleh remaja putra ke rumah orang tuanya karena orang tuanya tidak berkenan.
- Manjujur: Pihak lelaki membayar mas kawin terlebih dahulu kepada pihak wanita.
1) Barang-barang yang dibawa Boru Na Marbagas
Barang-barang bawaan Boru namarbagas seperti tertera di bawah ini yang berlaku dahulu sebelum Perang Dunia II.Pada waktu sekarang banyak mengalami perubahan sebagai dampak pengaruh reformasi dan juga tidak terlepas dari perkawinan antar etnis serta status ekonomi kedua orangtua mempelai.
Daftar barang bawaan yang berjumlah 60 buah mencerminkan barang-barang bawaan boru Namora Marbagas Na Marjambang Mareor-eror untuk diketahui dan sebagai perbandingan dengan era sekarang.
Pemberian barang dari kedua orangtuanya:
- Satu indahan tungkus
- Satu ekor ayam betina yang sudah mau bertelur
- Satu panguhatan/garigit (tempat air terbuat dari ruas bambu)
- Satu ampang berisi beras dan 3 butir telur di dalamnya
- Satu sonduk takar (sendok nasi terbuat dari tempurung)
- Satu lusin piring
- Satu lusin mangkuk dan tapak
- Periuk secukupnya
- Sambong
- Tempat cuci tangan
- Tikar lapisan yang pakai manik-manik
- Haling ulu sipitu mata (bantal)
- Salipi basaan (tempat daun sirih)
- Handungan lompit
- Haronduk panyurduan
- Hatup na marhambi (haronduk dadaboru)
- Hadangan na dirambang
- Satu baju omon na marsimata
- Satu abit rudeng rusa
- Borgok lambing
- Borgok tolu pongkal
- Tusuk sanggul
- Balung
- Jarunjung
- Jagar-jagar
- Simbora ni pinggol (anting-anting)
- Suri sere
- Sision sere siamun- siambirang jari-jari manis
- Rumbung kaki, dua golang ni pat dari Loyang kaki kiri dan kanan
- Puttu, satu dari emas satu lagi dari suasa
- Tapak kuda
- Gaja meong
- Loting-loting
- Pamontang (bobat sere)
- Rencong dua buah
- Satu abit batak
Barang bawaan dari Amang tua:
- Satu pinggan halus
- Satu mangkuk dengan tapak
- Satu sambong
- Satu amak lappisan
- Satu bantal
- Satu abit batak
- Pakaian/ baju parabiton
- Barang bawaan dari Amang uda:
- Satu pinggan halus
- Satu mangkuk dengan tapak
- Satu sambong
- Satu abit btak
- Satu amak na dihambi
- Satu bantal
- Pakaian/ baju parabiton
- Barang bawaan dari Tulang:
- Satu indahan tungkus
- Satu abit tenunan patani
- Pakaian baju parabiton
- Satu piring
- Satu mangkuk besar
- Satu amak lampisan
- Satu bantal
- Barang bawaan dari Hatobangon/Harajaon:
- Satu indahan tungkus
- Pakaian baju parabiton
- Sabun
Inilah semua jenis dan jumlah barang-barang yang dibawa oleh Boru Na Marbagas.Zaman sekarang banyak diantara barang-barang ini yang tidak bisa dipenuhi lagi, sebagai penggantinya adalah membeli lemari, kasur dan lain-lain.
B.MANGUPA HARUAN BORU
Mangupa di na haroan boru adalah satu upacara horja atau pesta adat, menyambut kedatangan menantu wanita yang menjadi istri anak. Kedatangan boru (menantu) ini ada 2 (dua) macam:
- Yang dijemput secara adat ke rumah mora atau orang tua boru. Diberangkatkan menurut adat dari orang tua boru ke rumah lelaki calon suami. Dinamakan boru na dipabuat atau boru marhabuatan menurut adat,
- boru marlojong (kawin lari). Calon isteri dilarikan oleh si calon suami ke rumah orang tuanya. Masalah urusan ada kemudian hari diselesaikan, disebut boru na dilojongkon.
Setiap boru baik nadipabuat, maupun na marlojong, setelah sampai di rumah orangtua calon lelaki, diadakan acara panyambutan dengan manyantan boru.Boru yang hendak masuk lebih dulu memijak:
- Pelepah pohon pisang si tabar,
- Dingin-dingin,
- Padang toga. Santan suatu hidangan makanan, yang bahannya terdiri dari: 1) beras pulut, 2) garam, 3) gula, 4) santan kelapa, 5) tepung pulut untuk itak mata.
Bila ini telah tersedia dan hatobangon, harajaon telah hadir beserta kaum famili, maka upacara menyantan dapat dimulai. Awal pembicaraan, tuan rumah atau orang tua si lelaki memberitahukan kepada hatobangon-harajaon dan raja, atas kedatangan boru yang dibawa anaknya. Setelah kata-kata suhut (tuan rumah disambut oleh hatobangon-harajaon dan raja), dan dipersilahkan raja untuk menyampaiakan santan, maka dilaksanakanlah upacara manyantan.
Gambar 8: Manyantan Boru
Orang-orang yang melaksanakan upacara menyantan ini, disampaikan oleh; 1) ibu si lelaki dan, 2) salah satu anak boru (namboru-iboto si lelaki). Terlebih dahulu disertai pemberian sirih oleh ibu si lelaki, pertama kepada si lelaki, kedua baru kepada boru.
Setelah selesai acara makan santan, dilanjutkan dengan acara makan. Acara makan pada saat mula-mula penyambutan kedatangan boru ini, untuk kedua calon suami istri ini, dihidangkan makan upa-upa, yang terdiri lauk pauk gulai ayam jantan, telor rebus, garam dan lain-lain bumbunya.
Di saat memberikan upah-upah makanan pertama ini, yang melaksanakannya, juga si ibu dan seorang anak boru dari calon suami. Didahului penyerahan sirih kepada kedua calon pengantin, yang disampaikan oleh ibu si lelaki.
Apalagi acara penyambutan ini, telah selesai bolehlah istirahat. Untuk acara selanjutnya, dipikirkan oleh orang tua si calon suami.