Upacara Adat Angkola ( bagian 4 )

Artikel oleh Rony Saputra Siregar

Uncategorized357 Dilihat

MENGENAL PAJONGJONG BAGAS BARU, MANAEKKON BUKKULAN, MARBONGKOT BAGAS BARU, MANGONDOT BAGAS BARU

banner 336x280

 

  1. PAJONGJONG BAGAS BARU

 

Dulu di zaman Ni Ompungta Na Hinan I (leluhur) sewaktu mendirikan rumah masih dilaksanakan secara gotong rotong.Yang punya hajat mau mendirikan rumah mengumpul semua laki-laki yang ada di huta itu untuk membantunya mencari kayu ke hutan.Sebelum berangkat ditanya dulu Datu Parngongo untuk mencari hari yang baik mencari kayu.Bila harinya sudah ditentukan, maka dikumpullah semua peralatan lalu disantani oleh Datu Parngongo.Maka mulailah pada hari itu Martoktok tu Harangan (mengambil kayu ke hutan).

Rombongan pencari kayu dibagi dalam beberapa kelompok, kayu-kayu yang dilarang diambil/ditebang antara lain:

  1. Hayu Na Maroncitan (kayu yang bergesekan satu sama lain).
  2. Hayu Na Dililit Ni Andor (kayu yang dililit tumbuhan inenjalar).
  3. Hayu Na Natipul Ujung (kayu yang patah ujung).
  4. Hayu Na Marbulung Poso (kayu yang berdaun muda).
  5. Makna yang tersirat dalam larangan ini ialah apabila diambil :
  6. Kayu no. a berarti dalam rumah tangga tidak pernah damai
  7. Kayu no b. berarti dalam rumah tangga sempit penghidupan
  8. Kayu no c. berarti dalam rumah tangga ada mati muda
  9. Kayu no d. berarti kualitas kayu cepat rapuh

Setelah kayu-kayu terkumpul, semua warga baik kaum ibu maupun kaum bapak ikut bergotong royong mengangkat  kayu dari hutan ke huta. Apabila kayu-kayu ini sudah cukup kering dan sudah siap diolah, maka dipanggillah tukang untuk manyuring (membentuk/mendesain).Sebelum tukang mulai mengolah kayu ini semua alat-alat pertukangan harus disantan terlebih dahulu dan semua warga boleh menikmati santan tersebut.Kemudian oleh yang punya rumah bertanya lagi kepada Datu Parngongo untuk mencari hari yang baik mendirikan rumah.Sewaktu mendirikan tiang-tiang rumah ini semua warga desa berdatangan bergotong royong membantu mendirikannya, tugas yang punya rumah cukup menyediakan munuman dan makanan.

 

  1. MANAEKKON BUNGKULAN

Kayu yang sangat menentukan dalam mendirikan suatu rumah ialah “Hayu Bungkulan”.Jenis kayu yang baik untuk bungkulan ini adalah kayu “Songgak”. Dalam Upacara mendirikan bungkulan, harus dipersiapkan:

  1. Santan
  2. Pisang sitabar satu mayang/tandan
  3. Kelapa cikal
  4. Gula aren
  5. Pege (jahe)
  6. Garam

Semua bahan dari no 1 s/d 6 digantung diatas bungkulan.

  1. Pisang sitabar yang masih berbuah berjantung dicabut utuh
  2. Rebu satu batang dicabut dengan akarnya

 

Bungkulan ini disebut juga “Rafa Ni Hayu” artinya kayu yang sangat sejuk lagi sangap (berkharisma). Bagi orang yang mampu, kayu bungkulan sebelum dinaik pasangkan terlebih dahulu ditaruh diatas papan bersih beralaskan Amak Lampisan berlahanan (hidangan makanan, gulai kambing (horbo janggut) dikelilingi oleh Suhut, Kahanggi, Anak boru, Mora, Hatobangon dan Harajaon, kemudian Mora menyelimuti kayu ini dengan abit Batak. Setelah selesai na mangkobar (kata sambutan), kayu tersebut dinaikkan ke atas oleh Anak boru dan diterima oleh kahanggi di satu ujung dan Mora di ujung lain, langsung meletakkan kayu bungkulan tersebut pada posisi yang tepat. Setalah bungkulan terpasang oleh Anak boru langsung menyantani kayu ini dan seluruh badan rumah.Acara berikutnya ialah makan santan dan marsilamotonm (makan bersama).Waktu menaikkan bungkulan ini sebaiknya antara 7 s/d 9 pagi, kemudian dimulai lagi kerja gotong royong.Kalau bungkulan itu diulosi dengan Abit Batak, itu pertanda bahwa bila rumah telah selesai Bagas Nabaru Na Marlahanan Nabontar (kerbau) atau disebut juga “Mangondot Bagas Naimbaru”. Tetapi apabila rumah itu rumah sederhana saja cukup dengan upacara doa saja.

 

  1. MARBONGKOT BAGAS BARU

Adapun tata cara Marbongkat Bagas Na Baru (Masuk rumah baru), hal-hal yang perlu dipersiapkan sesuai petunjuk Ni Ompungta Na Hinan I antara lain adalah:

  1. Lak-lak pisang sitabar ditaruh ditangga untuk diinjak
  2. Dingin-dingin ditaruh diatas lak-lak pisang
  3. Lampu
  4. Ampang berisi beras seperempat isi
  5. Telur tiga buah di dalam ampang
  6. Pege(jahe)
  7. Garam
  8. Gula aren

Malam sebelum ditempati rumah tersebut dijaga oleh anak boru dengan memasang lampu, pagi hari rumah dikunci Anak boru sekaligus membawa lampu dan menyerahkannya kepada Suhut (Mora). Di pagi hariitu juga, Ina Hasuhuton (istri Suhut) membawa lampu dengan kunci bersama keluarga dibelakangnya dan diikuti acara berturut-turut oleh :

  1. Kahanggi membawa santan, beras dalam ampang
  2. Anak boru membawa perabotan pinggan, periuk, cangkir, sambong dan garigit Anak boru langsung menyalakan api.
  3. Mora membawa tikar untuk tempat duduk (tandolon)

Setalah selesai semua peralaatn dibawa masuk ke dalam rumah serta merta semua undangan Hatobangon dan Harajaon juga sudah berada dalam rumah, maka didudukanlah Ama-Ina Hasuhuton di juluan, lalu diangkatlah tempat cuci tanagn dan langsung dihidangkan na borgo lalu mangkobar ma Kahanggi, Anak boru, Mora, Hatobangon, Orang kaya, dan Raja Pamusuk menyampaikan ucapan Simora-mora dan Sihoras-horas.setelah selesai mangkobari barulah dimakan bersama santan na borgo. Setelah makan naborgo dilanjutkan dengan halas (kalau sudah terhidang lalu dimakan bersama). Setelah selesai makan dilanjutkan dengn mangkobar yaitu ucapan selamat memasuki rumah baru.Mora memberikan baga-baga (kata-kata) ucapan sejuk dan membanggakan kepada Anak borunya.

“Muali dapot hahorasan dohot rasoki nadenggan, angkon leng naro dope hami Mora munu mangurupi hamunu tu bagas na imbaru on”.

Lalu ditutup dengan doa.

 

  1. MANGONDOT BAGAS BARU

Dalam acara Margondang atau Horja Mangondot Bagas Na Baru diawali dengan:

  1. Tahi Ungut-ungut dalam kalangan suami istri
  2. Tahi Sabagas yang diundang Kahanggi, Anak boru dan Mora. Mora sebagai ketua sidang,
  3. Tahi Sahuta (Mardalanma Burangir Na Hombang)
  4. Tahi Godang

Setelah segala sesuatunya dapat disepakati/diputuskan dalam Tahi Godang, maka kelengkapan Horja dipasang dilanjutkan dengan acara panaekkon gondang (tabuh gendang).

Khusus kepada Mora yang datang diadakan penyambutan di Adian Sisunggul Lungun (diperbatasan Huta), dengan gondang.Mereka datang membawa oleh-oleh mentah dan yang sudah dimasak.Setelah sampai di gelanggang, Mora mempersembahkan sirih dalam Salapa kepada Hasuhuton, Hatobangon, Harajaon lalu mulai mangkobar dan dialusi (disambut) Hatobangon/Harajaon.Setelah acara mangkobari, Mora menyerahkan oleh-olehnya (silua).

  1. Yang mentah berupa horbo janggut (kambing)
  2. Yang masak berupa nasi lengkap dengan lauknya, itak dan sasagun
  3. Mora manortor

Pada malam harinya semua yang dibawa Mora ini dimakan bersama.

Lajimnya acara Margondang Mangondot Bagas Na Baru dapat berlangsung selama tiga hari tiga malam dengan acara:

  1. Mangupa Suhut
  2. Manortor (tari adat) yang diatur oleh Anak boru Ni Suhut
  3. Acara sumbangan kepada Suhut seperti:Beli paku, diberikan oleh Mora, Beli paku, diberikan oleh Anak boru, Sabuk, diberikan oleh semua undangan yang hadir,Abit Batak, diberikan oleh Mora

Penutup acara Mangondot Bagas Na Baru kepada undangan diberikan/dibagikan Juhut-Jambar (daging mentah/rebus) sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kasih dari Suhut.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *